Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tuhan memang satu, tapi kita yang tak sama

 



Hai, kenalin nama Aku lee Cijun, aku berasal dari China, dan aku adalah seorang mahasiswi Fakultas Adab tahun kedua di Jordan University. Ini tahun kedua aku tinggal di Jordan, di tahun pertama sebelum aku masuk kampus aku mengambil kursus bahasa Arab  di Institut Tawasul, kurang lebih setahun aku belajar disana akhirnya aku mendaftarkan diriku di Jordan University.

 

Di Institut Tawasul tempat aku kursus bahasa arab aku menyukai seseorang yang bernama Abdullah, dia tampan, good looking, tinggi, dan yang paling penting dia adalah pemuda yang taat agama, dan dia berasal dari negara bagian Eropa yaitu Austria.

 

Selama beberapa bulan terakhir aku selalu memperhatikan nya karena kita satu kelas, hingga pada akhirnya aku di beri kesempatan untuk bisa chatan sama dia, kitapun sering bertukar pesan sekedar basa basi, dan tak jarang juga dia suka ngasih pap kepadaku yang tentu saja itu bisa membuat ku kayang tujuh kali saking bahagia nya ehe.

 

Setelah waktu berlalu, diapun sudah keluar dari Institut Tawasul itu, hingga pada akhirnya dia kembali ke negaranya untuk beberapa waktu yang lumayan lama, mulai lah dari sana kita jadi sering lost contact, terkadang aku mengiriminya pesan tapi tak jarang juga dia tak merespon, sebenarnya itu sedikit membuatku kecew, tapi aku bisa memahaminya, mungkin dia enggak pernah suka kepadaku, apalagi kita berbeda Agama, ya aku seorang Kristen yang lumayan taat, dan dia juga muslim yang taat, dia selalu menundukan pandangan nya.

 

Waktupun berlalu, aku menjalani aktivitasku yang monoton dan biasa biasa saja, hingga pada suatu ketika aku dapat kabar dari temanAbdullah yang bernama Ahsan, bahwa Abdullah akan kembali ke Jordan satu minggu lagi, sontak saja aku kegirangan meskipun aku mendapatkan kabar dari orang lain, seenggak nya aku bisa melihatnya meskipun dari jauh.

 

Hingga saat inipun tak ada kemajuan yang signifikan untuk kedekatan kita berdua, dan sepertinya suatu yang mustahil untuk kita bersama, tapi rasaku tak berkurang sedikitpun.

Post a Comment for "Tuhan memang satu, tapi kita yang tak sama"