Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kampung halaman, tetap lah yang ternyaman

Setelah tiga tahun lama nya, Seorang mahasiswi yang bernama Laura Ananta, akhirnya kini dia bisa pulang ke tanah air tercinta dan kampung halaman nya, Dia adalah mahasiswi di salah satu kampus ternama di Dubai, tapikepulangan nya hanya sebentar, yaitu satu bulan, karena dia belum selesai kuliah.

Kini Laura sedang menatap ke arah luar jendela pesawat, dengan tatapan kosong sambil memikirkan banyak hal, sekaligus mengagumi keindahan ciptahan tuhan, dalam hatinya berkata " Betapa besar karunia nya sehingga Tuhan menciptakan semua keindahan ini, dan aku bersyukur atas apa yang aku dapatkan selama ini".

Dengan perasaan bahagia, diapun mulai terlelap setelah beberapa kali menguap, mungkin dia terlalu lelah saat di bandara tadi, karena dia takut terlambat jadi dia datang lebih awal, alhasil dia bosen gak jelas nnggu Boarding pass buka.

Setelah sembilan jam di udara, akhirnya pesawat pun mendarat dengan selamat di bendara Soekarno hatta, Laura pun mulai membuka sabuk pengaman nya dan membuka bagasi kabin pesawat, lalu menurun kan koper kecil nya dan menarik nya keluar dari pesawat.

Kemudian Laura mengambil handphone nya untuk menyalakan wifi dan mengabari kepada kakak nya bahwa dia sudah turun dari pesawat, dan sekarang Laura akan pergi ke tempat pengambilan bagasi.

Oh iya, selain kakak nya, ada juga teman Laura yang datang menjemput, lebih tepatnya sih Laura meminta agar teman nya datang.

___
Dan sekarang laura sedang merebahkan dirinya di atas kasur yang selama tiga tahun, tidak pernah ia sentuh, tentunya setelah acara kangen kangenan dan peluk pelukan dengan keluarga nya tadi.

Keesokaan harinya, Laura terbangun dari tidur karena sinar matahari yang menyapa lewat jendela kamar nya, lalu dia pergi ke kamar mandi, sekedar untuk mencuci muka dan menggosok giginya, setelah di rasa ngantuk nya hilang, kemudian dia pergi kedapur untuk mencari sesuap makanan, karena kebetulan sekarang sudah jam sembilan, dia merasakan perut nya yang keroncongan dan suara cacing cacing yang mendemo.

Di hari ketiga, Laura memutuskan mengunjungi Ayah dan kerabat nya yang berada di daerah yang cukup jauh di rumah nya sekarang, karena Ayah dan Ibu Laura sudah pisah saat dia berumur satu tahun.

Laura dan kakak nya mulai mengendarai motor, dan setelah sekitar satu jam perjalanan, kami sampai di daerah yang bernama Cikadu, tempat dimana Ayah Laura tinggal bersama keluarga nya.

Sedikit cerita, Selama masa kecil dan remaja nya, Ayah Laura tidak pernah mengunjungi Laura, bahkan saat Laura sekolah di luar daerah pun, dia tidah pernah mengunjungi nya, sehingga Ayah Laura tidak pernah tahu perkembangan nya bagaimana dan seperti apa.

Waktu Laura mengobrol dengan sang Ayah, ada satu hal yang membuat Laura terkejut sekaligus miris, Ayah nya bertanya tentang anak Majikan Ibu Laura di Dubai (di Dubai aku tinggal bersama ibu, dan dia bekerja sebagai ART).

Ayah laura bertanya "anak majikan ibumu usianya berapa tahun?".

"yang paling gede, umurnya tujuh belas tahun, dan yang kedua umur nya tiga belas tahun", jawab Laura,.

"Oh sama dong umur nya sama kamu" ucap Ayah Laura.

Obrolan pun terus berlanjut, tapi Laura masih dengan pemikiran nya bahwa Ayah nya benar benar setidak tahu itu, bahkan umur anaknya sendiri pun dia tidak tahu, padahal umur Laura sama anak majikan ibu nya beda 5 tahun.

____

Hari hari pun berlalu, sudah sebulan Laura di rumah nya, dan dua hari lagi dia harus kembali ke Dubai untuk melanjutkan study nya, tentu saja Laura sangat senang dengan pulang nya dia, karena bagaimanapun bagi Laura, kampung halaman adalah tempat ternyaman bagi nya.

Post a Comment for "Kampung halaman, tetap lah yang ternyaman"