Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Anak Kecil yang Kehilangan Pundaknya, Puisi Khoirul Triann



Sebelumnya aku tidak pernah kehilangan sedalam ini

seseorang yang harusnya aku bahagiakan

belum sempat tersenyum karena aku

aku kehilangan banyak waktu

waktu tentang bercanda

waktu untuk menangis lebih dalam di pundaknya

juga waktu untuk cerita tentang hidupku yang sedikit bahagia

sejauh ini aku sudah terbiasa tumbuh sendirian  

tanpa pundak juga tanpa pelukan hangat 

saat semuanya sedang memudar

aku ingin bermimpi

tapi aku kehilangan alasan untuk mewujudkan mimpiku sendiri 

kata mereka suatu hari mimpimu akan menjadi nyata

sejak saat itu aku takut bermimpi 

karena ketika aku membuka mata semuanya hilang

anak kecil ini kehilangan pundaknya

dan bingung harus bersandar kepada siapa

anak kecil ini sudah kehilangan waktu 

dan itu tidak akan kembali

aku juga bingung harus menyalahkan siapa

waktu itu semesta terlalu jahat 

memisahkan uah hati dari pelukannya

lalu menyisakan luka yang tidak akan pernah sembuh sebelumnya

aku masih ingat hembusan napasnya 

sejuk sekali

aku masih ingat pelukannya

sepertinya dia sekarang sedang berkata

tenang nak dunia selalu baik-baik saja untuk mu.


enak ya mereka ia bisa berlari sambil diiringi 

tidak seperti aku yang berlari sambil mengiringi doa 

tenang, dan semoga hari ku akan selalu bernama esok

dan semua yang belum selesai 

akan aku lanjutkan walau tanpa pundak 

walau sendirian 

aku tidak takut dengan dunia

ia akan berpihak dengan manusia sepertiku.


kehilangan sayap ketika sedang keras-keras saya belajar terbang

anak kecil tadi perlahan dewasa bu

membuka jendela dengan tangannya sendiri

keluarlah 

di luar tidak terlalu buruk kok 

itu mimpimu sudah menunggu untuk dikejar.


bahagia memang rumit 

mereka tidak paham rasanya

tapi menang adalah keharusan 

meski patah berkepanjangan

belum waktunya untuk pulang

sabar

semesta adil kok

kamu sedih hari ini kamu akan tertawa esok hari 

begitu juga sebaliknya

jangan menyerah ya hiduplah dengan layak

tantang dunia dan isinya

hai dunia coba lawan saya

saya sudah sangat kuat untuk menghadapi semesta.


sayap ku hilang separuh

tapi bukan berarti mimpiku boleh lewat begitu saja 

aku akan terbang 

sebisaku 

kalau misalnya aku salah dan berlebihan tentang bersedih 

tolong tegur aku ya 

karena aku sudah tidak punya pundak untuk bersandar

kalau anganku berlebihan 

tolong sadarkan aku tentang rehat sejenak 

dan aku akan kembali ke rumah terakhirnya 

untuk bicara sedikit perihal hidupku 

untuk kembali berbisik tentang pintaku 

untuk tenang 

dan datang 

meski lewat mimpi

udah lama kita nggak ngobrol 

kalau ia menanyakan kabarku 

aku akan jawab aku baik-baik saja 

tetap seperti anak kecil yang dulu

hanya saja sekarang hidupku sedikit rumit 

tenangkan anak kecilmu ini ya

semoga malam nanti kita bisa kembali bertemu meski lewat mimpi.


Post a Comment for "Anak Kecil yang Kehilangan Pundaknya, Puisi Khoirul Triann"